oleh Revita Nur Istiqomah Muslim
Kegagalan itu ada ketika kita menyerah. Selama kita belum menyerah, kegagalan itu tidak pernah ada. Kami berhasil menjadi juara II LKTI pada Festival Air IPB Tahun 2018.
“Be part of the solution, not be part of the problem”.
Itulah salah satu kalimat motivasi yang selalu saya ingat sampai saat ini. Maknanya begitu mendalam, hingga selalu menjadi sumber motivasi bagi saya dalam menjalani kehidupan. “Jadilah bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah”.
Sebagai cendekia muda, generasi penerus bangsa, sudah sepatutnya kita memiliki kemampuan problem solving, kemampuan memecahkan masalah. Masalah yang seperti apa sih yang harus kita pecahkan? Tentunya masalah apapun itu yang kita temui. Ntah itu masalah pada diri kita, pada orang lain, maupun masalah lainnya di lingkungan sekitar. Kita tetap harus menjadi pemecah masalah.
Bagaimana sih caranya memecahkan masalah? Yah..! Scientific Method atau biasa kita sebut dengan metode ilmiah itulah caranya. Metode ilmiah merupakan sekumpulan aturan yang sistematis. Kita bisa mengingatnya dengan 1 kata, yaitu “POHEC”. What is it? Pohec, poek, gelap? No, no, no.. It’s so bright. Okay.. please check it out^^
P-O-H-E-C:
- P ? Problems
- O ? Observation
- H ? Hypothesis
- E ? Experiment
- C ? Conclusion
Jika kita ingin memecahkan masalah, tentunya kita harus menemukan masalah terlebih dahulu. Setelah itu, kita lanjutkan dengan melakukan observasi terhadap masalah yang kita temui. Kemudian, kita membuat dugaan sementara dari apa yang terjadi pada masalah itu atau biasa kita sebut dengan hipotesis.
Kami melakukan penelitian tentang “Optimalisasi Peranan Bonggol Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Terhadap Air Limbah Industri Batu Alam Menjadi Air yang Layak Pakai” sebagai solusi bagi masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Lalu apakah hanya berhenti dengan menduga-duga? Tentu TIDAK!! Cobalah buktikan segala dugaan kita 😉 Caranya yaitu dengan melakukan eksperimen^^. Lalu, bagaimana jika eksperimen yang kita lakukan gagal? Salah? Atau tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan? Please.. try again! Coba lagi, terus coba lagi dengan beberapa kali perbaikan pada variabel-variabelnya! Trial and error. Barangkali kamu gagal di pintu ke-97, 98, 99, tapi kamu akan berhasil di pintu ke-100! Sungguh ironis, bila kamu berada di pintu ke-99, lalu kamu menyerah. Padahal tinggal satu langkah lagi kamu berhasil! Scientist itu tidak memiliki sikap putus asa lalu menyerah. Sebaliknya, seorang scientist itu memiliki sikap optimis dan rasa ingin tahu yang tinggi. (Semangat..!)
Kemudian, setelah eksperimen kita berhasil dengan hasil yang paling optimal, kita akhiri dengan menarik kesimpulan. Finally..!
Ternyata.. kemampuan kita dalam melihat masalah, menganalisis masalah, mendefinisikan masalah, dan memecahkan masalah dengan pengetahuan-pengetahuan yang ada itu sangat penting. Karena hakikatnya kita sebagai seorang pelajar, seorang mahasiswa, seorang sarjana, seorang magister, seorang doktor, dan seorang yang terdidik oleh ilmu pengetahuan tentunya akan terjun ke masyarakat. Di situlah kita berperan menjadi pemecah masalah. Ketika kita terjun di masyarakat dan melihat banyak masalah, kita harus menyelesaikan masalah itu. Lihat masalah! Pecahkan masalah! Lihat masalah! Pecahkan masalah! Bukan menjadi bagian dari masalah! Apa maknanya kita sebagai orang terdidik bila hanya menjadi sampah masyarakat? Oleh karena itu, jadilah bagian dari pemecah masalah 🙂
~ Be part of the solution, not be part of the problem ~
Tentang penulis:
Revita Nur Istiqomah Muslim adalah Siswi Kelas XII.MIPA.7.
Bersama Nindya Khairunisa (XII.MIPA.8) dan Alif Fahran Fadillah (XII.MIPA.6) berhasil meriah juara kedua LKTI IPB Festival Air 2018.