oleh Revita Nur Istiqomah Muslim
Cinta..
Menurutmu apa itu “CINTA”? Rasanya kata itu sudah tidak asing lagi bila didengar. Terlebih bagi kita yang sedang menapaki masa remaja. Bisa dikatakan, masa remaja tidak akan pernah lengkap tanpa adanya cinta.
Banyak sekali orang-orang yang mudah mengucapkan kata cinta tanpa mereka tahu apa sebenarnya hakikat dari kata itu? Tanpa berpikir panjang, kalimat “Aku Mencintaimu” begitu mudah terlontar dari lisan mereka hanya untuk mewakili sebuah ketertarikan dan rasa suka. Tak banyak yang tahu apa itu cinta. Lebih sedikit lagi yang mencari tahu tentang hakikatnya. Banyak sekali orang yang memberi definisi, tapi kalimatnya sulit dipahami.
Beruntunglah ada ulama kita Ibnul Qayyim Al-Jauzziyah, penulis buku Raudhatul Muhibbin Wa Nuzhatul Musytaqin (Taman Orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu). Beliau adalah orang yang sangat pandai bila sudah berbicara tentang cinta. Selalu memberikan sebuah kaidah sederhana yang tampaknya sulit dibantah:
“Cinta akan lenyap dengan lenyapnya sebab..” (Ibnul Qayyim Al Jauziyah, dalam Raudhatul Muhibbin).
Kaidah cinta Ibnul Qayyim ini mengajarkan pada kita bahwa sebab adalah nyawa bagi cinta. Sebab yang sembarangan hanya menumbuhkan cinta yang sembarangan. Cinta yang abadi memerlukan sebab yang abadi, begitulah kesimpulannya. Adalah dusta jika kau berkata cintamu abadi, padahal sebab cintamu hanya kecantikan fana, kekayaan sementara, atau perangai sandiwara.
“Cinta boleh lenyap dengan lenyapnya sebab. Tapi biarkan aku mencintaimu karena Allah. Karena hanya Allahlah dzat yang abadi, hanya Allahlah dzat yang tidak akan lenyap”.
Jika cinta kita karena Allah, dan kita meyakini bahwa Allah itu dzat yang abadi, tidak akan lenyap, maka cinta kita pun akan kekal abadi insyaallah.. Hanya karena Allahlah cinta akan selamat sampai ke destinasinya yaitu Syurga Allah.
“Ya rabb.. dia menjatuhkan hatinya pada-Mu. Dan akupun menjatuhkan hatiku padanya karena ia yang telah menjatuhkan hatinya pada-Mu”.
Jadikanlah cinta kita bermula karena Allah, dan berakhir karena Allah. Maka halakanlah cinta kita itu kepada Allah dan pastikanlah ia sentiasa kekal berada di atas jalan Allah. Biarlah cinta kita karena Allah. Karena hanya dengan itu Allah akan menjaga cinta kita.
Tentang penulis:
Revita Nur Istiqomah Muslim adalah siswi SMAN 1 Majalengka yang pada Tahun Pelajaran 2018/2019 berada di Kelas XII.MIPA.7