OLEH : SHANGRA MULALUGINA (12 IPS 3)
Waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa tahun demi tahun telah kita lewati dengan berbagai cerita di dalamnya. Di tahun 2021 ini, kita semua tahu bahwa saat ini kita sedang berada di era globalisasi. Jadi, apa sih arti dari globalisasi? Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sebuah sistem dan kaidah yang sama. Sedangkan menurut KBBI, globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Dapat disimpulkan bahwa globalisasi secara umum merupakan suatu masa yang dapat menimbulkan proses interaksi dan integrasi dalam lingkup internasional di dalam berbagai aspek kehidupan baik itu ekonomi, sosial, politik, ataupun budaya serta bergantung kepada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Globalisasi memberikan banyak sekali perubahan di dalam kehidupan masyarakat, bagaimana tidak? Salah satu contohnya yaitu pada jaman dahulu masyarakat mengandalkan surat untuk saling bertukar kabar dengan kerabat jauh, itupun memerlukan waktu dan proses yang panjang agar surat yang ditulis tersampaikan kepada penerima karena surat tersebut dikirimkan secara manual melalui kantor pos. Namun dengan kemajuan teknologi informasi dan komunkasi di era globalisasi, kita dapat menggunakan berbagai platform sosial media seperti Whatsapp, Instagram, Facebook, Line, Twitter dan lainnya untuk bertukar kabar atau sekedar berbagi informasi secara mengglobal sehingga jarak tidak lagi menjadi pantangan untuk berkomunikasi.
Melihat begitu banyaknya perubahan yang dibawakan oleh era globalisasi, kita selaku masyarakat harus siap menghadapi setiap perubahan dan tantangan yang ada agar bangsa kita menjadi lebih berkembang dan negara Indonesia mencapai kemajuan. Dalam hal ini generasi muda memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang kemajuan negara di era globalisasi. Hal ini dikuatkan oleh hasil sensus penduduk tahun 2020 yang menyatakan bahwa jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 70,72% atau sekitar 191.085.440 jiwa dari total jumlah penduduk Indonesia yakni 270,20 juta jiwa, artinya generasi muda merupakan salah satu golongan dengan jumlah yang sangat tinggi. Dengan kondisi bonus demografi saat ini, jangan hanya kuantitasnya saja yang besar tetapi juga kualitasnya pun harus ditingkatkan. Lantas, seperti apakah karakteristik yang harus dikembangkan oleh generasi muda untuk memajukan Indonesia di era globalisasi saat ini?
1. MENJADI GENERASI YANG BERKARAKTER DAN CINTA TANAH AIR
Generasi muda saat ini adalah cerminan kualitas bangsa. Kemajuan yang dicapai oleh suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh sumber daya alam melainkan ditentukan juga oleh kualitas sumber daya manusia atau masyarakatnya sendiri. Maka dari itu diperlukan karakter masyarakat khususnya generasi muda yang kompeten untuk menunjang pembangunan di negara kita, sehingga munculah kesadaran, kepedulian, pemahaman dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara demi terwujudnya Indonesia yang lebih unggul. Jadi, seperti bagaimanakah generasi muda yang berkarakter itu?
Karakter dapat diartikan sebagai nilai-nilai perilaku manusia atau sifat batin yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, ataupun kebangsaan yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat. Generasi muda haruslah mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa kita, yang tentu saja tidak menyerah untuk senantiasa memberikan perubahan ke arah kehidupan yang lebih baik. Sebagai generasi yang memiliki kekuatan besar, jangan sia-siakan kesempatan dan jangan hanya diam untuk menunggu keajaiban terjadi, tetapi harus bersikap dinamis dan melakukan aksi nyata. Selain harus memiliki daya saing, generasi muda yang kuat harus berani mengambil risiko untuk mengabdikan diri kepada negara dan selalu siap dalam menghadapi berbagai tantangan global.Karakter yang dimiliki oleh generasi muda harus didasarkan oleh keyakinan serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memegang teguh nilai-nilai filosofis Pancasila sebagai dasar negara kita. Semakin berkembangnya karakter generasi muda, tentu saja sangat mendukung tercapainya cita-cita bangsa dan akan menghantarkan Indonesia menjadi bangsa yang maju.
Generasi muda dalam menghadapi era globalisasi tentu saja harus menguatkan jiwa nasionalisme atau rasa cinta tanah air. Nyatanya, tidak sedikit generasi muda Indonesia yang melupakan identitas bangsanya sendiri, hal ini mengakibatkan jiwa nasionalisme bangsa Indonesia kian lama kian surut. Apabila generasi muda kehilangan jiwa nasionalismenya, maka pembangunan dan kemajuan negara akan terhambat sebab estafet kepemimpinan akan beralih ke-tangan generasi yang bahkan tidak memikirkan bangsanya Maka dari itu, generasi muda harus mengenali identitas nasional, mengembangkan pola pikir melalui pendidikan, senantiasa membangun integrasi bangsa, dan menumbuhkan wawasan kebangsaan Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai tambahan, generasi muda harus memiliki jiwa kepemimpinan dan siap menjadi leader of change yang tentunya tidak ragu untuk menunjukan arah kemajuan yang tepat untuk bangsa, karena generasi muda merupakan generasi penerus dimana harapan akan kemajuan suatu bangsa bergantung kepada mereka. Di sisi lain dalam menanggapi berbagai isu. generasi muda jangan hanya percaya atau menyepakati sesuatu yang belum tentu benar, akan tetapi harus bersikap kritis dalam menilainya dan mengkajinya lagi lebih dalam sehingga tidak mudah tertipu oleh hoax yang bertebaran. Selain itu, generasi muda pun harus memiliki jiwa kreatif dan inovatif dalam berbagai aspek. Kreatifitas dan inovasi generasi muda sangat diperlukan untuk menjawab tantangan zaman, terutama di era globalisasi di mana hampir tidak ada sekat antar negara. Jika tidak, bangsa kita akan kalah dengan negara lain yang lebih kreatif.
2. MENJADI PENGGUNA IPTEK YANG CERDAS DAN BERWAWASAN LUAS
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Iptek merupakan sumber pengetahuan yang memberikan kemungkinan munculnya beragam ide sehingga ide tersebut dapat diterapkan pada kehidupan manusia dalam bentuk teknologi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan dan kecanggihan teknologi merupakan dampak dari perkembangan ilmu yang semakin pesat, di era globalisasi iptek hadir untuk menunjang segala aktivitas manusia. Salah satu contoh perkembangan iptek yang dapat dirasakan oleh pelajar adalah hadirnya sarana pembelejaran secara daring yang memudahkan siswa untuk belajar atau memahami materi sekolah melalui Google Classroom, Edmodo, Schoology, atau aplikasi e-learning seperti Ruangguru, Quipper, Zenius, Pahamify, dan masih banyak lagi. Akan tetapi teknologi tetap memiliki dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Jika dikaitakan dengan sisi negatifnya saat ini banyak generasi muda yang menggunakan teknologi secara tidak bijak, maraknya bullying, judging dan hate speech di sosial media menjadi bukti bahwa lemahnya kesadaran untuk bersikap bijaksana dalam menggunakan teknologi. Pemikiran-pemikiran yang masih kurang ‘open minded’ mengenai teknologi dapat berakibat fatal bagi kelangsungan perkembangan teknologi itu sendiri dan juga keselamatan bangsa.
Kemajuan iptek seharusnya menjadi peluang sekaligus tantangan bagi generasi muda untuk mengembangkan kehidupan sehari-hari dalam rangka memajukan bangsa Indonesia agar mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari negara-negara lain. Generasi muda harus mampu berinovasi dengan perangkat teknologi yang ada dan mengubah pola pikir untuk memanfaatkan teknologi ke arah yang tepat, seperti contohnya menjadikan sosial media sebagai lapak untuk membuka ekonomi kreatif, lapangan pekerjaan, aplikasi edukatif dan sebagainya yang tentu saja bertujuan untuk kemajuan negara. Salah satu sosok yang dapat dijadikan inspirasi bagi generasi muda dalam penguasaan iptek ialah Alm. BJ. Habibie, Presiden Republik Indonesia ketiga sekaligus ilmuwan dalam bidang dirgantara yang telah merancang pesawat N250 Gatotkaca, pesawat buatan negara Indonesia yang pertama. Beliau tentu saja menerapkan wawasan dan pengetahuannya ke dalam teknologi sehingga terciptalah pesawat yang bermanfaat untuk masyarakat Indonesia.
Selain daripada generasi yang mampu menguasai teknologi dengan bijak, bangsa ini pun memerlukan generasi muda yang cerdas untuk meraih masa depan bangsa yang lebih baik. Generasi muda di era globalisasi harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luas, maka haruslah menjadi generasi yang berpendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman maka pendidikan pun harus semakin maju dan berkembang, sebab pendidikan mempunyai kontribusi yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas negara sebab mampu mengurangi ancaman degradasri bangsa yang kemudian akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, generasi muda akan menemukan potensi diri dan mampu mengasahnya untuk menjadi ahli yang mumpuni di berbagai bidang sehingga akan bermanfaat bagi negara dan dapat membawa nama baik negara dalam ruang lingkup internasional. Ingatlah pesan singkat ini, janganlah menjadi generasi yang hanya sekedar sibuk membaca halaman gosip di media sosial, tetapi jadilah generasi yang berwawasan luas dengan pendidikan yang unggul melalui literasi membaca buku. B-O-O-K, B (Book), O (Open), O (our), K (Knowledge).
Sebagai penutup, mari kita mengingat kembali kalimat Ir. Soekarno yang berbunyi,”Beri Aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia“. Sungguh, generasi muda memiliki andil yang besar dalam menghadapi perubahan jaman bahkan mampu mempengaruhi kemajuan suatu bangsa, Maka dari itu, marilah kita menjadi generasi muda yang berkarakter, cinta tanah air, bijak dalam memanfaatkan perkembangan iptek serta berpendidikan agar mampu menjadi garda terdepan dalam menghadapi era globalisasi sehingga Indonesia menjadi negara yang lebih maju.